Makalah
Public
relations
“ periodesasi pr/humas,
kristalisasi opini public ”
O l e h
Kelompok 1
1. Nur jannah daiman
2. Kristina dimu
3. melkianus Daniel t.
4. rikhi rissie
Administrasi
bisnis 4 a
Politeknik
negeri kupang
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih dan
rahmatNya,penyusun masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makala ini
dengan judul “Periodesasi Pr/Humas, Kristalisasi
Opini Public”sebagai
salah satu bentuk tugas dari dosen.
Penyusun menyadari bahwa tulisan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tulisan ini
Kupang,
25 April 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Lembaran judul
Kata pengantar............................................................................................................................. 2
Daftar isi...................................................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan .................................................................................................................... 4
1.1
Latar Belakang........................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 5
1.3
Tujuan........................................................................................................................ 5
1.4 Manfaat...................................................................................................................... 5
1.5
Metode penulisan....................................................................................................... 6
Bab II
Pembahasan..................................................................................................................... 7
2.1 Periodesasi Public Relations ( Humas )..................................................................... 7
2.1.2 Perkembanngan PR / Humas di Indonesia.......................................................... 8
2.1.3 Fungi Investor Relations..................................................................................... 10
2.2 Opini Public................................................................................................................ 10
2.2.1 Pengertian Opini Public...................................................................................... 11
2.3 Kristalisasi Opini
Public…………………………………………………………….11
2.4 Faktor Penilaian Sikap(
Attitude)…………………………………………..………12
2.5 Faktor
Konsensus ( Consensus )…………………………………………………….13
Bab III Penutup........................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 15
Daftar
Pustaka............................................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.
1 Latar
Belakang
Humas kependekan dari
hubungan masyarakat. Hal ini seringkali disederhanakan sebagai sebuah
terjemahan dari istilah Public Relations (PR).PR/ Humas itu sendiri adalah fungsi manajemen yang menilai sikap public ,
mengidentifikasikan kebisaksanaan dan
tata cara organisasi demi kepentingan public serta merencanakan suatu program
kegiatan dan komunikasi untuk memperoleh pengertian dan dukungan public.
PR/
humas telah mengalami perkembangan yang pesat
seiring dengan berjalannya waktu( perkembangan zaman) Namun perkembangan PR dalam setiap negara itu tak sama baik
bentuk maupun kualitasnya.Proses perkembangan PR lebih banyak ditentukan oleh
situasi masyarakat yang kompleks. Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan
dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada masyarakat,
membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah landasan bagi
masyarakat.
Keterkaitan antara opini public
dengan PR/ Humas yaitu dalam PR terjadi
interaksi yang mana menciptakan opini publik sebagai
input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian,
menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan
baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya.
opini
public
itu sendiri adalah presepsi dari suatu kelompok mengenai suatu permaslahan
melalui suatu pernyataan tentang apa
yang telah dirasakan. Untuk memahami opini seseorang seorang pejabat humas
harus menevaluasi secara berkala tentang opini yang sedang beredar dalam segmen
public. Opini dari perorangan tersebut kemudian secara akumulatif berkembang
menjadi suatu konsesus ( kesepakatan) dan terkristalisasi jika masyarakat dalam
kelompok terentu mempunyai kesamaan dalam visi, ide, nilai-nilai yang dianut
dan latar belakang budaya dan hingga tujuan yang hendak dicapai dikemudian hari
akan terbentuk menjadi opini public.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian dari latar belakang diatas, maka secara umum rumusan dalam makalah ini
adalah:
1. Bagaimana perkembangan Public Relations dalam
periodesasi?
2. Apa itu opini public?
3. Bagaiman Kristalisasi dalam Opini Public?
4. Faktor Penilaian Sikap( Attitude) apa saja
yang berhubungan dengan opini public?
5. Faktor Konsensus ( Consensus ) apa yang berhubungan
dengan opini?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam pembahasan makalah ini,
yang berjudul “” berdasarkan rumusan masalah di atas, adalah untuk membahas
hal-hal yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan antara lain :
1. Mengetahui perkembangan Public Relations
dalam periodesasi
2. Mengetahui apa itu opini public
3. Mengetahui Kristalisasi dalam Opini Public
4. Mengetahui Faktor Penilaian Sikap( Attitude)
yang berhubungan dengan opini public
5. Mengetahui Faktor Konsensus ( Consensus )
yang berhubungan dengan opini
1.4 Manfaat
Selain
tujuan daripada penulisan makalah, perlu pula diketahui bersama bahwa manfaat
yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah dapat
menambah khazanah keilmuan terutama mengenai Periodesasi Pr/Humas, Kristalisasi
Opini Public.
1.5 Metode Penulisan
Dalam penulisan makala ini, penulis menggunakan metode
studi pustaka yang berorientasi pada buku yang berhubungan dengan judul makalah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERIODESASI PUBLIC RELATIONS ( HUMAS )
Sejarah perkembangan public relations,yaitu
melalui tahap-tahap perkembangan dalam periodesasi atau kurun waktu tertentu,
antara lain sebagai berikut:
Periode
1:
Tahun
1700-1800 yakni disebut masa public relations dalam bentuk aktivitas yang tidak
terorganisir dengan baik ( PR as non organized activity ), misalnya dalam
bentuk acara yang sederhana, penyelanggaraan pidato, pertemuan tertentu,dan
korespondensi antar perorangan dengan pihak lain.
Periode
ke-2:
Masa
tahun 1801-1865, aktivitas public relations mulai terorganisasi dengan baik,
kerena diakibatkan adanya peningkatan hubungan perdagangan baik secara local,
nasional maupun internasional.
Periode
ke-3:
Tahun
1866-1900, aktivitas public relations sebagai professional karena adanya
perkembangan dari kemajuan teknologi industri, bidang kelistrikan dan mesin
pembakaran dan sebagainya mulai dipergunakan industry.
Periode
ke- 4:
Tahun
1901-1919, yakni disebut Public be
informed periode. Pada masa ini terjadi aksi protes yang dilakukan
oleh masyarakat terhadap kejahatan yang
dilakukan oleh para usahawan dan politisi yang tidak bermoral, serta koruptor.
Maka aktivitas PR atau pers melakukan investigative reporting yaitu melawan
mereka dengan tulisan atau mengumpah wartawan untuk membalasnya melalui
pengaruh berita yang dimuat dimedia massa.
Periode
ke-5:
Tahun
1920 sampai sekarang disebut The PR and
mutual understanding periode. Perkembangan PR/ Humas sekarang ini
menunjukan adanya penyesuaian perubahan sikap, saling pengertian, saling
menghargai dan toleransi di berbagai kalangan organisasi dan public.
2.1.2 Perkembanngan PR / Humas di Indonesia
Perkembangan PR/ Humas di Indonesia
masih tergolong baru namun pada tahun 1950-an fungsi kehumasan sudah dikenal
secara formal dan terorganisasi dengan baik. Yakni sejarah pertama kali
berdirinya Humas di perusahaan perminyakan Negara ( pertamina), yang berfungsi
secara terbatas untuk hubungan masyarakat dengan pihak perusahaan rekan,
pemasok dan pengguna produk. Kemudian pada tahun 1954 secara resmi diterapkan
pada jajaran kepolisian dengan nama Hubungan Masyarakat ( Humas ) dan pada
tahun 1970 dalam hal yang sama perkembangan dan keberadaann peranan humas telah
diterapkan di berbagai instansi pemerintahan maupun swasta.
Berikut periode perkembangannya:
Periode 1:
Pada tahun 1962, Cikal bakal pembentukan
Humas di Indonesia secara resmi melalui Presedium Kabinet PM Juanda, yang
menginstruksikan agar setiap instansi pemerintahan harus membentuk bagian
divisi Humas. Tugas kehumasan pemerintahan yakni secara garis besar :
ð Tugas
stategis : ikut serta dalam proses pembuatan keputusan oleh pimpinan dan hingga pelaksanaannya.
ð Tugas
taktis : upaya memberikan informasi, motivasi melaksanakan komunikasi timbal
balik dua arah dan hingga mampu menciptakan atas institusi/lembaga yang
diwakilinya.
Periode
ke-2:
Tahun
1967-1971 Humas kedinasan pemerintahan;yakni dimulai terbentuknya suatu wadah
yang dinamai “ Badan Koordinasi Kehumasan “( Bakorhumas ). Kemudian
perkembangan pada tahun 1970-1971, Bakor diubah menjadi Bakohumas( Badan Koordinasi
Kehumasan pemerintah ) yang melalui SK Menpen No. 31/kep/Menpen/Tahun 1971
sebagai sebagai institusi formal dalam Lingkunagan Dapartemen Penerangan RI.
Periode
Ke-3:
Tahun
1972 dan tahun 1987, munculnya Public Relations (Humas) kalangan professional
pada lembaga swasta umum,pertama :
ditandai atau didirikannya suatu wadah profesi humas yaitu Perhumas (
Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia) pada 15 Desember 1972 oleh kalangan
Praktisi swasta dan termasuk pemerintahan. Kedua
: pada tanggal 10 April 1987 di
Jakarta dibentuk suatu wadah profesi Humas lainnya yang disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public Relations (
APPRI) yang merupakan sebuah wadah profesi berbentuk organisasi dari perusahaan
Public Relations yang idenpenden. Yaitu misi utamanya adalah ingin
mendarmakan kemampuannya kepada bangsa dan Negara, khususnya sebagai
profesionalisme bidang Public relations, baik kegiatan keluar maupun kegiatan
kedalam.
Periode
ke-4:
Tahun
1995 sampai sekarang, Publicv Relations di kalangan swasta bidang professional
khusus ( Spesialisasi Humas bidang industry pelayanan jasa).
Pertama
: ditamdai dengan terbentuknya Himpunan
Humas Hotel Berbintang (H-3) dan didirikan pada tanggal 27 November 1995.
Kedua
: berdirinya Forum Komunikasi Humas Perbankan
( Forkamas ) yang merupakan forum resmi bagi para pejabat humas bidang jasa
perbankan di Indonesia, baik kalangan bank-bank pemerintah( Himbara) maupun
swasta (perbanas) serta bank asing dan campuran yang beroperasi di Indonesia. Tujuan
utama Forkomas adalah menjalin hubungan kedalam antara Himbara dengan Perbanas
dan membina hubungan keluar dalam upaya membina hubungan baik dengan public dan
mampu menciptakan citra dan opini positif bagi perbankan nasional.
Ketiga
: sesuai dengan SK BAPEPAM No.63/1996, tentang perlunya pihak Emiten(
perusahaan yang go public) di pasar Bursa Efek Jakarta maupun Surabaya memiliki
lembaga Corporate Secretary.
Kelembagaan Corporate Secretary dalam sebuah perusahaan public yang bersifat terbuka
( Emiten telah go public di pasar Bursa) adalah berfungsi sebagai Communicator
atau mediator, mengatur arus informasi antara perusahaan/ emiten dan investor
atau nasabah. Seiring berjalannya waktu Corporate Secretary telah banyak dipakai
oleh perusahaan besar( holding company) yang tidak harus berbentuk perusahaan
public atau telah go public. Yang membedakan antara fungsi PR/Humas biasa
dengan Corporate Secretary adalah
berhadapan dengan konsekuensi “ apa dan bagaimana” bentuk public sebagai
sasarannya. Public sasarannya tidak lagi bersifat umum namun lebih khusus
semisalnya investor, nasabah dsb yang memiliki tingkat social ekonomi dan
kemampuan tentang penguasaan pengetahuan/ inteleknya yang rata-rata tinggi
serta kritis.
2.1.3
Fungi Investor Relations
Sesuai
dengan Keputusan BAPEPAM No.63/1996 yaitu pembentukan sekretaris perusahaan (Corporate Secretary) yang berperan
sebagai penghubung atau contact person
memberikan pelayanan informasi kinerja mengenai kondisi dan kegiatan
bisnis, keuangan saat ini serta prospek keuntungan perusahaan di masa-masa yang
akan datang dan lain sebagainya kepada pihak yang membutuhkan khususnya bagi
masyarakat pemodal( investor). Dan sekaligus mampu menciptakan hubungan
komunikasi yang baik dan sekaligus saling menguntungkan bagi kedua belah pihak(
Investor Relationship).
2.2 Opini
Public
Menurut
pakar ilmu komunikasi Universitas Indonesia dan Unpad-Bandung Drs.Dja’far H.
assegaf dan Drs. R. Rukomy mengenai Public opinion mengungkapkan bahwa istilah
“ opini public” lebih tepat digunakan sebagai pengganti dari kata “ pendapat
umum” alasannya :
1.
istilah “pendapat umum” pada kamus bahasa Indonesia, bahwa kosa kata “ dapat”
berarti kemampuan untuk berbuat sesuatu( tangible) dan kata “ umum
” berarti luas atau jamak tidak spesifik merujuk kepada kelompok tertentu.
2. Sebaliknya istilah “
opini public”. Opini adalah serapan dari bahasa asing ( opinion) merupakan
tanggapan atau jawaban terbuka terhadap suatu persoalan yang dinyatakan berdasarkan
kata-kata baik lisan maupun tulisan dan juga berupa perilaku sikap
tindakan,padangan dsb. Dan “ public” lebih tepat dan mempunyai arti sempit
mewakili kelompok atau khalayak tertentu/terbatas sebagai objek sasarannya.
2.2.1 Pengertian Opini Public
Menurut
Dra. Djoenaesih S. Sunarjo,SU dalam bukunya opini public, terbitan liberty
Yogyakarta,1997, menyebutkan bahwa cirri-ciri opini yaitu:
1. Selalu diketahui dari
pertanyaan-pertanyaannya
2. Merupakan sintesa atau kesatuan
dari banyak pendapat
3. Mempunyai pendukung dalam jumlah
besar
Untuk memahami opini seseorang dan
public tersebut, menurut R.P Abelson bukanlah hal yang mudah kerena mempunyai
kaitan yang erat dengan:
1. Kepercayaan mengenai
sesuatu(belief)
2. Apa yang sebenarnya dirasakan
atau yang menjadi sikapnya
3. Presepsi yaitu suatu proses
memberikan makna yang berakar dari berbagai factor yakni
a.
Latar belakang budaya,kebiasaan dan adat istiadat yang dianut seseorang atau
masyarakat.
b.
Pengalaman masa lalu seseorang / kelompok tertentu menjadi landasan atas
pendapat atau pandangan.
c. nilai- nilai yang dianut
d.
berita-berita dan pendapat yang berkembang yang kemudian mempengaruhi pandangan
seseorang.
2.3 Kristalisasi Opini Public
Menurut R.P Abelson, opini public atau
perorangan berkaitan erat dengan sikap mental
(attitude), tinkah laku( behavior), presepsi dan hingga kepercayaan
tentang Sesuatu (belief). Sedangkan
opini tersebut secara garis besar pengertiannya adalah melalui suatu pernyataan
seseorang tentang apa yang telah dirasakannya.
Proses pembentukan opini dimulai dari
pandangan seseorang sehingga terbentuknya opini public yakni berakar dari latar
belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut dan berita yang
sedang berkembang. Dari proses inilah yang akan melahirkan suatu interpretasi
atau pendirian seseorang dan pada akhirnya akan terbentuk suatu opini public,
apakah nantinya bersifat mendukung atau menentang.
Opini dari perorangan tersebut kemudian
secara akumulatif dapat berkembang menjadi suatu konsesus ( kesepakatan) dan
terkristalisasi jika masyarakat dalam kelompok terentu mempunyai kesamaan dalam
visi, ide, nilai-nilai yang dianut dan latar belakang budaya dan hingga tujuan
yang hendak dicapai dikemudian hari akan terbentuk menjadi opini public.
2.4 Faktor Penilaian Sikap( Attitude)
Faktor-faktor yang dapat membentuk opini
tersebut menurut D.W. Rajecki dalam
bukunya Attitude, Themes and Advance,1982,
yaitu mempunyai 3 komponen yang dikenal denga istilah ABCs Of attitude,
penjelasannya sebagai berikut:
1. Komponen A: Affect( perasaan atau emosi)
Merupakan
evaluasi berdasarkan perasaan seseorang yang secara emotif untuk menghasilkan
penilaian, yaitu :” Baik dan buruk ”
2. Komponen B: Behaviour ( tingkah laku )
Merupakan komponen untuk menggerakan seseorang
secara aktif untuk melakukan tindakan atau perilaku atas suatu reaksi yang
sedang di hadapinya.
3.
Komponen C : Cognition ( pengertian atau nalar)
Komponen ini menghasilkan penilaian atau pengertian
dari seseorang berdasarkan rasio atau kemampuan penalarannya. Artinya kognitif
tersebut merupakan aspek kemampuan intelektualitas seseorang yang berhubungan
dengan ilmu pengetahuan.
Menurut Emory S. Bogardus terdapat beberapa
macam pengertian tentang opini public antara lain:
1. Personal opinion
Opini berdasarkan penafsiran individu atau setiap
orang akan bebeda pandangan tentang suatu masalah.
2. Private opinion ( opini pribadi)
Opini ini
merupakan landasan bagi opini persona, kerena merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari opini pribadi.
3. Group opinion( opini kelompok)
Opini
kelompok ini terbagi menjadi opini mayoritas dan opini minoritas. Opini ini
mendekati dengan opini public
4. Coalition opinion ( opini koalisi)
Opini
ini adalah penggabungan dari beberapa kelompok opini minoritas dan menjadi
opini mayoritas
5. Concensus opinion ( opini Konsesus)
Opini ini melalui suatu proses
perundingan untuk mencapai kesepakatan bersama dan merupakan opini berbentuk
opini mayoritas berdasarkan kesepakatan bersama.
6. General Opinion ( opini umum)
Bentuk opini ini bersifat pandangan umum
yang berakar dari nilai-nilai yang berkembang dan berlaku di masyarakat
tertentu berdasarkan adat istiadat, kebiasaan, kebudayaan dan norma-norma yang
dianut masyarak bersangkutan
Pendapat
Myers, 1983. Bahwa ada kaitan erat antara sikap dan perilaku seseorang. Artinya
perilaku tersebut merupakan sesuatu yang banyak menerima pengaruh dari
lingkungan sehari-hari, jadi sikap seseorang/ kelompok yang di ekspresikan atau
diperlihatkan itu tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya dimana
bersangkutan berada. Sikap yang diekspresikan itu biasanya dapat dinamakan”
perilaku”. Perilaku dan sikap saling berinteraksi,serta saling mempengaruhi
satu sama lain.
2.5 Faktor Konsensus ( Consensus )
Menurut Renald Kasali, dalam bukunya “
Manajemen Public Relations” Konsep dan Aplikasinya di Indonesia,1994, bahwa
perkembangan opini-opini Individual menjadi opini public, baik bersifat
mendukung maupun menentang yaitu secara
garis besarnya melalui beberapa tahapan:
1.
factor waktu
Memerlukan proses waktu untuk membentuk consensus
atas masing-masing individu dan beberapa lama waktu yang dibutuhkan sangat
tergantung pada unsure emosi, kesamaan presepsi, kepercayaan atas suatu isu
berita yang tengah berkembang, tingkat pengalaman yang sama, dan hingga
tindakan yang diambil oleh nara sumber berita.
2. Cakupan ( luasnya public)
Consensus atas masing-masing individu terhadap
pembentukan opini public, biasanya berawal dari segmen yang paling minor( kecil
), kemudian cepat atau lambat menjadi segmen mayor atau berkoalisi dengan
kelompok yamg lebih luas.
3. Pengalaman masa lalu
Khalayak
pada umumnya pernah memiliki pengalaman terhadap isu tertentu yang sedang
dibicarakan dan makin intensif hubungan antara audience dan isu sebagai objek
pembicaraan. Maka semakin banyak pengalaman yang sama akan dirasakan oleh
khalayak tersebut menjadi suatu consensus.
4. Tokoh ( actor pelaku )
Hampir
setiap kasius yang terekspos keluar oleh media massa sudah pasti akan selalu
ada “ tokohnya ” baik bersifat intelektual, politisi,eksekutif.,Tokoh agama dan
masyarakat maupun kasus-kasus criminal yang dapat membentuk consensus
masyarakat.
5. Media massa pembentuk opini public
Media
massa melalui berita yang ditampilkan atau diekspos keluar tersebut merupakan
cara efektif sebagai pembentuk opini public atau masyarakat umum.
BAB
III
PENUTUP
3.
1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada
bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1. kegiatan kehumasan/ PR telah ada sejak lama yaitu
sejak tahun 1700 dan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman hingga pada Tahun 1920 sampai
sekarang perkembangan PR/ humas telah menunjukan adanya penyesuaian, perubahan
sikap, saling pengertian, saling menghargai dan toleransi di berbagai kalangan
organisasi dan public. Di Indonesia sendiri walau PR/ Humas masih tergolong
baru namun fungsi kehumasan telah dikenal secara formal dan terorganisir dengan
baik sejak tahun 1950-an hingga pada tahun 1995 sampai sekarang publik
relations banyak di pakai tidak hanya di
pemerintahan tapi juga di kalangan swasta.
2. Opini public adalah tanggapan atau jawaban
terbuka terhadap suatu persoalan yang dinyatakan berdasarkan kata-kata baik
lisan maupun tulisan dan juga berupa perilaku sikap tindakan,padangan yang mewakili
kelompok atau khalayak tertentu/terbatas sebagai objek sasarannya.
Ada beberapa hal yang erat kaitannya
opini yaitu
ð Kepercayaan
mengenai sesuatu(belief)
ð Apa
yang sebenarnya dirasakan atau yang menjadi sikapnya
ð Presepsi
yaitu suatu proses memberikan makna yang berakar dari berbagai factor yakni
a.
Latar belakang budaya,
b.
Pengalaman masa lalu
c. Nilai- nilai yang dianut
d.
Berita yang bercabang
Dan
opini-opini individu berkembang menjadi opini public melalui beberapa tahapan
yaitu :
1.
factor waktu 2. Cakupan ( luasnya public) 3.
Pengalaman masa lalu
4. Tokoh ( actor pelaku ) 5.
Media massa pembentuk opini public
DAFTAR
PUSTAKA
Ruslan Rosady.1997. MANAJEMEN HUMAS DAN MANAJEMEN KOMUNIKASI ( Konsepsi dan Aplikasi). Jakarta: Raja Grafindo