Langsung ke konten utama

Postingan

Cerpen "Cerita Cahaya: Bagaimana Hijab Mengubah Cara Alexa Melihat Dunia"

 Senja mulai turun di kota kecil itu. Cahaya duduk di sudut sebuah kafe dengan jendela besar yang menghadap ke jalan. Aroma kopi bercampur dengan harumnya teh hangat yang tersaji di depannya. Tak lama, pintu kafe terbuka, dan Alexa muncul dengan senyumnya yang khas. "Alexa?" Cahaya bangkit, sedikit terkejut melihat temannya dari masa lalu. "Ya ampun, Cahaya! Aku nggak menyangka kita akan bertemu lagi." Alexa memeluk Cahaya dengan hangat, lalu duduk di kursi di depannya. Mereka memulai percakapan tentang kehidupan masing-masing, membahas nostalgia, hingga akhirnya pembicaraan mereka masuk ke topik yang lebih dalam. “Cahaya,” Alexa memulai, sambil memegang cangkir tehnya, “aku selalu mengagumi caramu menjalani hidup. Kamu tampak begitu damai. Tapi aku penasaran, apa yang membuatmu memutuskan untuk berhijab?” Cahaya tersenyum, menatap langit senja di luar jendela. “Awalnya, aku juga banyak bertanya-tanya, Lex. Hijab dulu terasa seperti beban, seperti aturan yang mengik...
Postingan terbaru

Cerpen : Bangga Budaya Kita

Suatu sore yang santai, Cahaya dan fahni sedang duduk di sebuah kafe kecil di sudut taman. Mereka baru saja selesai berolahraga ringan dan kini menikmati segelas teh hangat sambil mengobrol ringan. "Fahni, kamu pernah nggak sih denger soal makanan Indonesia yang sering diklaim negara lain?" tanya Cahaya sambil menyesap tehnya. Fahni sedikit mengernyitkan dahi. "Hmm, pernah. Misalnya rendang, ya? Itu kan sering banget dibilang makanan khas Malaysia. Padahal jelas-jelas itu asli Indonesia, kan?" Cahaya mengangguk, wajahnya serius tapi santai. "Iya, bener banget. Kayak rendang yang katanya makanan khas Malaysia, atau bahkan sambal yang sering diklaim milik negara sebelah. Kadang jadi pengen ketawa, deh." Fahni tertawa kecil. "Iya, kan? Tapi, sebenarnya kita bisa lihat itu dari sisi positif loh." Cahaya penasaran. "Sisi positif gimana tuh?" Fahni tersenyum. "Ya, kalau ada yang klaim budaya kita, itu justru jadi reminder buat kita untuk...

Cerpen : Benang-Benang yang tertunda

Ruang kecil itu terasa semakin sempit bagi cahaya. di antara gulungan kain dan benang-benang yang berserakan, ia duduk dengan kepala yang terasa berat. pesanan dari pelanggan sudah lewat tenggat waktu dua hari, tapi ia tak juga bisa melanjutkan pekerjaannya. di layar ponselnya, pesan itu terus terulang: “mbak cahaya, baju saya jadi diambil awal bulan ini, kan?” cahaya, seorang introvert yang juga perfeksionis, merasa terjebak dalam kekacauan pikirannya sendiri. setiap kali ia memikirkan pekerjaannya, rasa khawatir dan cemas menyerang, membuatnya semakin sulit untuk fokus. dia tak suka ada yang mengecewakan, apalagi pelanggan yang sudah mempercayakan pesanan padanya. hari itu, cahaya memutuskan untuk menyendiri. tapi bukan untuk berjalan di luar, seperti biasanya. meski sebagai astrophile ia sangat mencintai langit dan awan, kali ini ia tidak ingin berjalan sendirian di malam hari. malam itu terasa berbeda,gelap dan penuh kegelisahan. cahaya lebih memilih duduk di dekat jendela, memanda...

Terima Kasih Coach Shin, Jasamu Takkan Kami Lupakan

sumber foto : IG @shintaeyong777 Seperti lirik di lagu Januari -Glen Fredly, Berakhir di Januari....tepat Kemarin (6 Januari 2025), ketika dengar kabar Coach Shin Tae-yong dipecat PSSI, rasanya ada yang nyesek, kecewa dengan keputusan PSSI, sedih. Kayak kehilangan seseorang yang udah ngasih banyak harapan buat sepak bola Indonesia. Coach Shin bukan cuma pelatih biasa. Dia itu sosok yang bikin kita semua percaya kalau Timnas Garuda bisa bersaing di level dunia.  Di bawah tangannya, permainan Timnas terasa beda. Lebih rapi, lebih berani, dan kita kayak punya identitas yang jelas di lapangan. Belum lagi kedekatannya sama para pemain yang bikin tim ini kelihatan solid banget. Ngeliat hubungan hangat antara pemain dan pelatih tuh bikin hati senang. Rasanya kayak nonton keluarga yang saling dukung di tengah tekanan.         sumber foto : IG @shintaeyong777 Nggak bisa dipungkiri, Coach Shin juga yang bikin banyak orang semangat nungguin pertandingan Timnas. Bahkan yang...

Berbagi Kebaikan Lewat Tulisan dan Jahitan

Aku sering memikirkan satu hal: apa yang akan lebih dulu menghampiri pernikahan yang kuharapkan atau kematian yang pasti datang?. Hidup memang penuh ketidakpastian, tapi ada satu hal yang pasti: aku ingin meninggalkan dunia ini dengan jejak kebaikan. Bukan hanya nama, tapi juga karya dan manfaat yang tetap hidup setelah aku tiada. Sejak 2012, aku mulai menulis di blog pribadi. Awalnya, blog ini hanya tempat berbagi kisah dan pengalaman sebagai mahasiswa tentang perkuliahan, materi kuliah, atau sekadar berbagi kisah hidup ku. Setelah lulus, tulisanku berkembang, bercerita tentang perjuangan mencari pekerjaan dan proses spiritual Kepada Tuhan yang Esa (Allah SWT) . Kini, setelah 8 tahun vakum aku menulis, membawa cerita baru tentang duniaku yang kini bergerak di seni fashion. Tapi kali ini, menulis bukan hanya soal berbagi pengalaman. Aku ingin tulisanku menjadi bagian dari amalan jariyah sesuatu yang terus bermanfaat meski aku sudah tidak ada. Aku pernah mendengar ceramah ustadz yang me...