Langsung ke konten utama

Menentukan Harga Jahit yang Pas untuk Pakaian yang Kamu Buat

 "Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya sebagai penjahit dan ide-ide yang saya kembangkan untuk membantu sesama pelaku usaha."

---------

Pernah nggak, bingung nentuin harga jahit yang pas buat pelanggan, apalagi kalau mereka kasih bahan kain sendiri? Aku mau cerita sedikit tentang pengalaman dapet kain dari customer seharga 350 ribu buat dijahit jadi blouse simple. Tapi, gimana kalau kamu nggak tahu harga kain yang mereka bawa? Jangan khawatir, aku juga punya tips buat situasi kayak gitu!

Kalau Tahu Harga Kain

Pertama, aku pikirin soal biaya tambahan. Kain utama udah disediain, tapi benang, ritsleting, sama kebutuhan kecil lainnya tetep harus aku keluarin sendiri. Aku kira-kira, biaya tambahan ini sekitar 50 ribuan.

Terus, soal ongkos jahit. Karena ini cuma blouse simple tanpa banyak detail ribet, aku nentuin harga jahit 150 ribu. Kenapa 150 ribu? Soalnya aku pikir harga segitu cukup buat nutup waktu, tenaga, sama keahlianku.

Kalau dihitung totalnya, begini:

Kain dari customer: Rp350.000

Biaya tambahan (benang, ritsleting, dll.): Rp50.000

Ongkos jahit: Rp150.000

Total: Rp550.000

Hasilnya, aku kasih tau ke customer kalau blouse simple ini total biayanya 550 ribu. Untungnya, mereka setuju dan nggak ada komplain.

Kalau Nggak Tahu Harga Kain

Kalau kamu nggak tahu harga kain yang dibawa customer, fokus aja ke jasa dan bahan pendukung yang kamu pakai. Ini langkah-langkahnya:

1. Tentukan Ongkos Jahit

Kamu bisa hitung ongkos jahit berdasarkan tingkat kesulitan desain, waktu pengerjaan, dan harga pasar di daerahmu. Misalnya, untuk blouse simple, tetapkan ongkos sekitar Rp100.000 sampai Rp150.000, tergantung detailnya.

2. Masukkan Biaya Bahan Pendukung

Benang, ritsleting, atau aksesoris lain yang kamu sediakan juga harus dihitung. Misalnya, benang dan ritsleting biayanya Rp50.000.

3. Total Biaya untuk Pelanggan

Karena nggak tahu harga kain, cukup fokus ke biaya yang kamu keluarkan:

Ongkos Jahit: Rp150.000

Bahan Pendukung: Rp50.000

Total: Rp200.000

Kamu bisa bilang ke pelanggan, “Ini ongkos jahitnya Rp150.000 plus bahan pendukung seperti benang dan ritsleting Rp50.000, jadi totalnya Rp200.000 ya.”

Kesimpulan

Nggak ada salah atau benar dalam menentukan harga, yang penting kamu tahu nilai keahlianmu dan bisa mengkomunikasikannya dengan jelas ke pelanggan. Kalau tahu harga kain, kamu bisa tambahkan ke total biaya. Tapi kalau nggak tahu, fokus aja ke biaya jasa dan pendukung yang kamu keluarkan.

Dengan begini, kamu tetap profesional, transparan, dan pelanggan pasti nyaman. Jadi, gimana pengalamanmu nentuin harga jahit? Share ceritamu di kolom komentar, yuk!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

99 cahaya di langit Eropa

  Film ini sebenarnya sudah ku cari sejak dulu namun belum ketemu2 juga, eh belum lama ini ku mencari lagi dan ketemu, setelah menontonnya ternyata ni film sangat menyentuh banget walau nggak ada adegan nangis-nangisnyan, ni film pertama yang aku tonton yang didalamnya nggak ada adegan nangis-nangis tapi bisa buat aku meneteskan air mata, sumpah ni film kudu' lu tonton di jamin keren. Sinopsis dan Jalan Cerita 99 Cahaya di Langit Eropa (2013)   Film ini mengisahkan tentang perjalanan spiritual yang dialami oleh pasangan suami istri, Hanum (Acha Septriasa) dan Rangga (Abimana Aryasatya) , dalam menapaki jejak-jejak kebesaran Islam selama 3 tahun mereka menetap di bumi Eropa. Salah satu momen berharga yang diraih oleh Hanum adalah ketika ia berkenalan dan bersahabat dengan seorang muslimah asal Turki, Fatma (Raline Shah) .. Melalui penuturan Fatma, terkuak lah suka duka dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim di Eropa.  Rilis tanggal 5 Desember 2013 bua...

Setahun Lebih Mencari Kerja #TerusBerusaha

Assalamualaikum... Wah udah lama nggak ngeblog, jadi kangen ni hehehe... Umm sekarang aku mau sharing tentang usaha aku untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan/intansi pemerintah. Buat kalian yang masih bernasib sama kaya’ aku (masih mencari kerja )tetap semangat n terus berjuang ya...#jangan pernah putus asa. Awal mulai aku mencari kerja di pertengahan bulan Maret 2014, sebenarnya Tahun 2013 aku pernah coba-coba ikut Rekrutmen Staf Hotel Aston Kupang yang diadain di kampus alias almamaterku tercinta PNK namun GGL. Setelah   dinyatakan lulus sidang aku sudah boleh melamar pekerjaan namun ku urungkan niatku hingga menunggu ijazah keluar dan   setelah 3 bulan aku diwisuda barulah mencari kerja. Kok setelah 3 bulan itu baru cari kerja sih? Kan aku masih nunggu ijazah, kampus aku itu nggak sama dengan kampus yang lain pas diwisuda para wisudawan/watinya langsung dapat ijazah, kalo di kampus aku itu dua bulan setelah diwisuda baru dapet tuh   ijazah, nah sambil nu...

Makalah Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau CSR

BAB I PENDAHULUAN 1. 1   Latar   Belakang Konsep Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya disingkat CSR)   sudah dikenal sejak dahulu   dan   mulai dikenal luas di zaman modern sejak Howard R. Bowen menerbitkan bukunya berjudul Social Responsibilities of The Businessman pada era 1950-1960 di Amerika Serikat. Pengakuan publik terhadap prinsip-prinsip tanggung jawab sosial yang beliau kemukakan membuat dirinya dinobatkan secara aklamasi sebagai Bapak CSR. Di Indonesia sendiri CSR lebih dikenal dengan   Tanggung Jawab Perusahaan d an Lingkungan (TJSL) sebagaimana yang sudah termuat dalam UUPT. Dengan keberadaan UUPT tersebut membuat kegiatan atau program TJSL menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan . Ketentuan itu terdapat dalam Pasal 74 Ayat (1). Konsep CSR juga telah banyak berkembang di negara lain dan Indonesia mengadopsi CSR yang awalnya berkembang di negara kapitalis karena me...